Roti dengan kucuran butterschotch saus...
Assalamua'alaikum...
Wilujeng enjing...
Kehadiran google, menyumbang sebuah kata kerja baru di kamus kita: googling. Sebuah aktifitas yang dilakukan hampir semua pengguna internet ketika ingin mencari sebuah informasi. Seperti ketika saya yang begitu blind akan pengetahuan tentang bee hives bread ini, karena di sumber resepnya sama sekali tidak ada keterangan tentang asal usul bee hives bread dan yang pertama kali saya lakukan tentu saja gugling [thanks for google]. Nah, ternyata... bee hives bread a.k.a honeycomb bread, lebih dikenal dengan nama Khaliyat al nahal atau cukup disebut khaliyat nahal. Hanya dengan melihat nama ini saja, tentunya sudah mendeskripsikan dari mana roti ini berasal, yarp... dari Timur Tengah! Di sana, roti ini biasanya disajikan sebagai ifthar pada saat bulan Ramadhan.
Nama bee hives bread [alias roti sarang lebah] sendiri, berasal dari penampakannya yang mirip seperti sarang lebah. Bee hives bread memang khasnya dibuat kecil-kecil bulat yang disusun berdempetan dan diletakan di dalam loyang berbentuk bulat. Jika roti ini dilihat dari atas, maka pola nya akan nampak seperti sarang lebah [bee hives]. Apalagi kali ini sausnya memakai butterscoth sauce yang warna dan kekentalannya mirip dengan madu, jadi lengkaplah penampilan bee hives bread ini, dalam rangka 'menyamai' sarang lebah aslinya.
Cita rasa bee hives bread selain dibuat manis yaitu dengan menambahkan saus dan syrup, bisa juga dibuat versi asin, dengan menambahkan filling plain cream cheese... Selain cream cheese, bisa juga sih dikasih isian yang lain, yang sesungguhnya bisa disesuaikan dengan selera kita masing-masing. Bisa dengan tumisan daging misalnya, atau abon, mungkin? Saya yakin, temen-temen pasti lebih kreatif dari saya. Dan untuk menjaga kelembutan rotinya, apabila tidak habis, simpan di wadah kedap udara.
Di kita, mungkin roti ini memang belum begitu populer seperti halnya di Malaysia, jadi resep bee hives yang saya buat ini diadaptasi dari blognya Kak Izah Daut dari negeri jiran... [makasih akak, dah bagi resipi...:)]. Resep aslinya dari kak Lydia Honey. Tentu resep dibawah sudah saya modif disesuaikan dengan bahan-bahan yang saya miliki saja. Tapi, meski dengan aneka modifikasi di sana sini, tidak mengurasi kesedapannya. Ini merupakan salah satu roti ter-enak yang pernah saya bikin. Teksturnya lembut seperti kapas, mirip seperti roti yang dibuat dengan metode water roux. Kuncinya adalah selain dibuat dengan tambahan buttermilk juga pada proses pemangggangannya yang singkat, namun dengan suhu yang tinggi. Bagian paling enak dari roti ini yaitu butterschotch sausnya yang memiliki rasa dan aroma yang kuat. Saran saya, butter dalam pembuatan butterschotchnya jangan diganti dengan margarin ya, karena disitulah salah satu kunci kelezatannya.
Ada beberapa bahan yang saya ganti. Diantaranaya, seharusnya roti ini
memakai yoghurt, tapi kemudian saya substitusi dengan buttermilk homemade, yaitu dengan cara mencampurkan susu dengan perasan jeruk
nipis/lemon, dan didiamkan selama kurang lebih 15 menit atau hingga susu
tampak menggumpal. Penambahan baking powder dalam adoanan roti, saya
skip. Kemudian cream kental dalam pembuatan butterscotchnya saya ganti
dengan susu cair, dan kalo temen-temen punya stok susu evaporated, boleh
juga memakai itu. Terus, brown sugarnya, saya ganti dengan gula
palem... dan inilah hasilnya....bee hives bread yang sangat-sangat lezat...!
Mudah-mudahan temen-temen juga suka ya...^^BEE HIVES BREAD/ HONEY COMB BREAD/ KHALIYAT AL NAHALSource: Izahdaut resep asli milik Lydia Honey[Resep sudah diterjemahkan dari bahasa Melayu dan dimodifikasi suka-suka saya]
2 cups tepung terigu [saya pakai protein tinggi semuanya]
1/2 tbs ragi instan
1/2 tsp garam
1/2 sdm baking powder [skip]
1 sdm gula pasir [saya 2 sdm]
1/4 cups yoghurt [saya ganti dengan buttermilk homemade]
1/4 cup minyak sun flower [saya pakai minyak jagung]
1/2 cup air hangat
Almond flakes, pumpkin seeds atau biji wijen untuk topping bila suka.
Butterscotch Sauce
25 gr butter
1/2 cup susu cair
1/2 cup brown sugar [saya pakai gula palem]
1/2 sdt vanilli bubuk
Sejumput garam
Saus: Panaskan butter hingga meleleh. Masukan gula, aduk-aduk hingga meleleh semua. Tuang susu sedikit-sedikit sampai habis. Hati hati saat menuang susu karena cipratannya sangat panas. Masak hingga gula yang menggumpal menjadi larut kembali. Angkat, biarkan agak dingin dan sedikit mengental sebelum di tuang.
Roti: Campurkan gula dan air hangat, aduk rata. Masukan ragi. Biarkan hingga tampak berbuih, selama 10-15 menit. Jika air tidak tampak berbuih, kemungkinan ragi sudah mati atau air terlalu panas. Jangan digunakan, karena hasilnya tidak akan mengembang, ganti dengan yang baru. Tuang tepung terigu yang sudah dicampur dengan baking powder [bila pakai] ke dalam larutan ragi. Tambahkan garam, dan buttermilk. Aduk rata hingga kalis, sambil ditambahkan minyak sedikit-sedikit. Aduk dan uleni hingga kalis dan elastis. Idealnya adoanannya ini akan lengket di tangan. Jika masih terasa kasar, tambahkan sedikit air lagi. Jika terlalu lembek, jangan ditambahkan tepung, biarkan saja, tetap uleni hingga elastis. Bulatkan, tutup dengan serbet bersih. Fermentasikan selama 30-45 menit atau hingga mengembang dua kali lipat.
Setelah mengembang, baluri tangan dengan minyak, kempiskan adonan dengan cara ditimpuk memakai kepalan tangan. Bagi adoanan menjadi 18 atau lebih banyak lagi, lalu bentuk bulat-bulat kecil. Taruh adonan di atas loyang bulat yang sudah dioles minyak. Tutup adonan dengan serbet, fermentasikan hingga mengembang lagi, seperti tampak di foto di atas. Setelah itu oles permukaannya dengan susu cair, lalu taburi dengan almond flakes atau wijen. Panggang di suhu 180-200'C selama 15 menit di rak tengah. Pastikan oven sudah benar-benar panas saat adonan dimasukan. Panggang dengan api bawah selama 5 menit, kemudian lanjutkan memanggang dengan api atas bawah selama 10 menit. Keluarkan dari oven, dan langsung tuang butterschotch sauce, diatasnya. Sajikan.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat...
Salam,
12 Komentar
teteh...serat rotinya kayaknya halus yah
BalasHapuspasti rotinya lembut
bakal saya jadiin resep roti yang bakal saya coba juga nih
betul teh memang rotinya sangat lembut, apalagi kalo pake BP mungkin bakal lebih lembut lagi..:)
HapusCantiik banget rotinyaa.... Mbak Ayu selalu rajiiiin, salut ! :)
BalasHapuskemaren memang lg semangat rerotian, sekarang dah kempis lagi semangatnya hihi
HapusAkhirnya nemu jg blog yg bahas roti ini hehehe salam kenal Teh saya Ayu...saya udh beberapa kali bikin roti ini tp ada beberapa kendala contohnya roti yg saya buat ketika sdh matang tidak berwarna coklat tp kuning pucat apa karena saya memakai oven tangkring yg atasnya bisa buka tutup :p lalu utk saus butterscotch yg saya buat kenapa tidak kental ya selalu cair saat dituangkan. O iya Teh roti ini bisa tahan brp lama ya kalo ditaro di tempat kedap udara. Mohon penjelasannya. Hatur nuhun :)
BalasHapussalam kenal juga teh Ayu ehhehe...
Hapusemh... kalo pake otang, tutup aja atasnya, terus pas manggang simpennya di rak atas, karena kalo roti memang harus pake api atas, tapi kalo pake otang kan susah, jadi kalo saya tricknya gitu, disimpennya di rak atas...
Untuk sausnya, pas masih panas memang cair tapi lama kelamaan semakin dingin, semakin pekat seperti madu.. kalo masih tetap cair barangkali merebus sausnya kurang lama... :)
mohon maaf sekiranya jawabannya kurang memuaskan..:)
Hi ...im zeeya from malaysia...saya juga mempunyai masalah yg sama..bun menjadi pucat...suhu dalam 180c 15 minit pembakaran..seharusnya suhu dinaik kan atau di kurang kan terima kasih..
BalasHapusTerima kasih informasinya kak.. :)
HapusHai :)
BalasHapusMenarik sekali, Bu rotinya :)
Sepertinya enak. Hehehe
Saya mau nanya, bu.
Itu tbs sama tsp nya pake sendok ukur apa sendok biasa? Terimakasih :)
kayaknya sendok biasa deh, waktu itu saya belum beli sendok takar _T
Hapushihi
salam kenal mbak, terima kasih sudah mampir...^^
Salam kenal mba ayu..
BalasHapusItu butterscotch nya dituang saat maaih panas atau tunggu dingin?
Makasih..
salam kenal kakak...
Hapusbebas dituangnya kapan aja, boleh pas panas atau udh dingin :)
Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan...kalau kebaca Insyaalloh dibales, kalau enggak jangan ngambek, berarti yang punya blog lagi kelilipan nggak ketauan ada komentar nyelip^^